Indonesia-Japan Innovation Convention merupakan ajang pertemuan antara Indonesia dan Jepang dalam bidang edukasi, teknologi, dan ekonomi, baru-baru ini telah diselenggarakan di Gedung Sabuga Komplek ITB Bandung pada hari Jumat 30/11. Pertemuan kali ini merupakan ajang yang ke 54 dan tahun depan merupakan pertemuan yang ke-55 dan akan diselenggarakan secara lebih meriah lagi.
Perlu diketahui, kerjasama dengan pemerintah Jepang, merupakan kerjasama yang menyeluruh, artinya meliputi seluruh unsur kehidupan masyarakat, baik secara politik, akademik, ekonomi, penanganan bencana, dan energi. Kini tengah dirintis kerjasama dalam hal asuransi dan kesehatan. Terjalinnya hubungan Indonesia dan Jepang makin dipererat terutama karena posisi Indonesia yang naik posisinya ke emerging country, demikian diungkapkan oleh ketua penyelenggara, Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng. Lanjutnya, tahun 2030, indonesia akan menjadi pasar terkuat nomor tujuh di dunia. Selain itu, tenaga edukasi di ITB hingga saat ini, 30% staf ITB adalah lulusan dari Jepang. Dr Idwan Suhardi, mewakili BPPT, menambahkan bahwa kerjasama selama 50 tahun yg telah berjalan, banyak hal yang telah dilakukan dan 50 tahun kedua perlu ditingkatkan lagi. Ginanjar kartasasmita sangat berjasa dalam lahir dan tumbuhnya program ini.
Dr Michiharu Nakamura dari Japan Science and Technology Agency (JST) menegaskan bahwa tahun 1995 merupakan base point dari JST dalam ikut serta mendukung kerjasama ini. JST mendanai berbagai macam kegiatan seperti perkembangan network resources dan restrong information technology. JST juga sangat mendukung lahirnya penemu-penemu baru terutama dalam meraih nobel.
Pada kesempatan ini, Ginanjar Kartsasmita menekankan, pola kerjasama saat ini adalah equal, artinya tidak ada lagi eksploitasi, tidak ada lagi penindasan dan pemaksaan. Indonesia perlu menjadi Kore nomor dua, artinya kerjasama dengan Korea yang selama ini telah dijalankan, juga perlu dilaksanakan di Indonesia karena Indonesia menang tiga kali lipat terutama dalam pangsa pasar.
Dalam bidang pangan, kerjasama lebih diarahkan kepada penemuan unsur fungsional yang menunjang kesehatan dan akan direncanakan sebagai bagian dari program 50 tahun kedepan. Beruntung, acara ini dapat dihadiri oleh wakil dan simpatisan dari IFT Community: Prof. Dr. Ir. YS. Darmanto, M.Sc, Prof. Dr. Ir. Anang M Legowo, dan Ahmad N Al-Baarri, PhD.
-----------------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment